Selasa, 23 Juni 2015

JURNALIS EKONOMI


Ramadhan Datang, Harga Tak Terelakkan Pedagang Resah

            Jakarta –(23/06 ) Menjelang puasa ramadhan tahun ini, sudah sangat terasa dampaknya pada kenaikan harga sembako dan sayur mayur. Kenaikan harga tersebut tidak terelakkan. Karena kebutuhan konsumsi yang meningkat, apalagi akan memasuki bulan puasa ini.
Sejumlah harga sembako dan sayur mayur di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan misalnya,harga – harga kian mahal mendekati puasa ramadhan yang akan di laksanakan sekitar 18 mendatang. Seperti harga sayuran, khususnya cabe yang semula dijual dengan harga Rp.20.000,-/Kg menjadi Rp.30.000,-/Kg. Terjadi kenaikan sekitar 80% dari harga semula dan dibandingkan harga puasa tahun lalu. Termasuk juga gula, kacang- kacangan dan lainnya mengalami kenaikan.
Ibu Lilis(43), salah satu pedagang yang sudah berjualan sejak tahun 2000. Dimana sudah naik rata – rata Rp.35.000,-/Kg. “ Seperti bawang Merah dari harga Rp.20.000,-/Kg menjadi Rp.40.000,-/Kg. Berartikan kenaikannnya 100%. Kalau kita pengennya dikurangin aja harganya, berarti kita kan gak bakal nambahin modal kalau harga naik. Bukan tambah rame malah tambah sepi.” Ujarnya.
Dengan kenaikan harga yang melambung tinggi, pedagang berharap pemerintah bisa memberikan keringanan dan bertindak tegas. Dengan menurunkan harga ,apalagi menjelang puasa tahun ini. Agar pedagang dan pemerintah tidak saling mengaikan dan seenaknya.






Pedagang Resah , Dampak Kenaikan Harga

Jakarta – (23/06) Mendekati puasa ramadhan tahun ini, sudah sangat terasa dampaknya. Terutama pada para pedagang dan konsumen. Khususnya pedagang – pedagang kecil. Kebutuhan yang cukup tinggi membuat pedagang kecil menjerit. Pasalnya hampir seluruh kebutuhan pokok mengalami kenaikan secara drastis.
Sejumlah harga – harga melambung tinggi. Apalagi bulan puasa sudah dekat. Pedagang kecil sangat resah, karena adanya kenaikan harga kebutuhan pokok. Berdampak pada penjualan mereka. Seharusnya pendapatan mencapai Rp.100.000,-/hari kini menjadi di bawah target.
Tarmuji (50), salah satu pedagang asongan di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Menuturkan “sebenarnya, tidak ada dampak yang mendalam pada jualan saya. Hanya kebutuhan pokok yang semakin tinggi, membuat saya harus mengeluarkan uang lebih. Saya pengennya sih ada keringanannya aja sih dari pemerintah. Sehingga pedagang kecil sekaligus rakyat kecil seperti saya mampu membeli kebutuhan pokok. Sehingga kebutuhan kami terpenuhi. Misalnya minyak yang naik menjadi Rp.11.000,-.
Pedagang berharap pemerintah lebih memperhatikan harga – harga sembako dan lain – lain. Agar tidak berdampak terlalu besar kepada pedagang kecil.




Harga Naik, IRT Menjerit

Jakarta –(23/06) memasuki puasa ramadahan tahun 2015 tahun ini, banyak terjadi kenaikan harga. Dimana dampaknya sangat menjerat, terutama kaum ibu – ibu rumah tangga. Karena kenaikan yang begitu drastis, terutama pada kebutuhan pokok khususnya kebutuhan rumah tangga.
Kebutuhan umah tanggamengalami kenaikan yang membuat para ibu rumah tanggamenjerit. Pasalnya dimana bahan – bahan semakin mahal. Apalagi saat puasa ini. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, para ibu harus mengatur siasat dan harus menggunakan  pengeluaran dengan sebaik – baiknya. Jangan sampai terjadi pemborosan dan kurangya pemasukan di bulan puasa ini.
Ibu Yani(40), salah satu ibu rumah tangga yang tinggal di daerah Cilandak, Jakarta Selatan ini, menuturkan,” Dampak kenaikan harga ini membuat bingung. Dimana saya harus menghidupi ketiga anak saya. Bukan hanya kebutuhan rumah tangga saja yang naik tapi berdampak pda kebutuhan sekolah anak saya kalau mahal begini.
Para Ibu berharap adanya solusi yang tepat yang diturunkan pemerintah. Banyak keluarga- keluarga yang untung – untungan masih bisa mengatur kenaikan harga. Mudh – mudahan secepatnya pemerintah bertindak dan harga segera kembali normal.
            



Tidak ada komentar:

Posting Komentar