EDUTAINTMENT
Wirantya,
MEDIA UMUM
Jakarta
23/06/2015
Jakarta (23/06)
perkembangan zaman semakin menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
informasi, komunikasi, dan hiburan. Melalui media televisi, kebutuhan tersbut
semakin mudah untuk di akses dan dinikmati. Salah satunya adalah kebutuhan
hiburan, media televisi yang semakin berkembang dewasa ini telah banyak sekali
menghasilkan karya entertainment seperti film, sinetron, ftv, serial, talkshow,
dan lain-lain. Para entertaintner/pemainnya pun tidak dengan mudah bisa
menghiasi jagat hiburan tersebut. Sanggar ananda adalah salah satu contoh media
Edutainment atau Edukasi Entertainment yang didirikan oleh Aditya Gumay pada 7
Juni 1986 dan dibagi menjadi dua sanggar. Aditya Gumay (49) sebagai sutradara
film saat ini, mengaku bahwa karir yang ia raih saat ini semua berawal dari
sanggar tersebut.
“sejarah sanggar ini
berawal pada 7 Juni 1986 saya mendirikan Teater Kawula Muda dan menyusul pada
25 Maret 1989 saya mendirikan Sanggar Ananda. Tidak berbeda jauh, kedua sanggar
ini hanya membedakan batas usia anggota. Sanggar ananda mengajar anggota di
usia 4-13 tahun sedangkan Teater Kawula Muda mengajar anggota dari usia
14-tidak terbatas selama masih mampu. Materi yang di ajarkan pun di pisah
menjadi dua kelas, yaitu kelas Regular dan Intensive. Untuk kelas regular di
ajarkan 4 materi entertaint yaitu modeling, dance, presenting, dan akting.
Sedangkan kelas Intensiv hanya mengajarkan satu materi saja, anggota bebas
memilih akan memfokuskan ke materi yang mana.” Ujar Aditya Gumay menjelaskan
sedikit sejarah dan profil sanggar tersebut.
Di sanggar pimpinan
Aditya Gumay inipun bukan tanpa hasil. Sanggar ananda dan Tetater Kawula Muda
telah melahirkan banyak bintang yang menghiasi dunia perfilman Indonesia.
Seperti contohnya adalah alm. Olga syahputra, alm. Uztad Jefri Al Buchori, Oky
Lukman, Dude Herlino, Ruben Onsu, Feby Rastanti, Aswin Fabanyo dan masih banyak
lagi. Aditya Gumay patut berbangga karena anak didiknya banyak yang meraih
sukses di dunia entertaint walaupun tidak semuanya.
“Saya bangga dengan semua anak didik saya,
saya senang bisa melihat mereka di televisi dan layar lebar dengan bakat dan
kemampuan yang sangat luar biasa. Salah satu bintang yang berasal dari sanggar
ini yang masih sangat dikenang nama dan prestasinya adalah alm. Olga Syahputra.
Dulu dia adalah anak yang pemalu, ketika latihan dia selalu bersembunyi dibalik
punggung temannya karena takut saya tunjuk untuk maju ke depan. Tetapi seiring
berjalannya waktu, karena dia punya kemauan yang kuat berlatih di Sanggar ini,
maka hasilnya pun luar biasa. Seluruh masyarakat Indonesia mengenal Olga,
bahkan sampai dia meninggal duniapun kenangannya masih tersimpan di benak
masyarakat termasuk saya.” Ujar Aditya Gumay menceritakan sedikit tentang salah
satu anak didiknya. “
“Walaupun memang tidak
semua anak didik saya bisa menjadi bintang film/sinetron, tetapi setidaknya
mereka bisa menjadi bintang kehidupan. Bintang kehidupan dalam artian, mereka
yang percaya diri, mereka yang pintar bersosialisasi dan mereka yang punya
kreatifitas. Karena di sanggar Ananda dan Teater Kawula Muda saya mengajarkan
Edutaintment yaitu Edukasi Entertainment.” Tambahnya. Dunia entertaintpun tidak
selalu menjanjikan para artis langgeng di kayar kaca. Semua kembali kepada diri
masing-masing seberapa kuat ia bisa mempertahankan kualitas diri agar tetap
bersinar dikancah hiburan tanah air. “saya selalu memotivasi anak didik saya,
bahwa jangan pernah takut akan saingan. Sukseslah tanpa menjatuhkan orang lain
karena apabila kita berkualitas rezeki tak terbatas.” Tutur pimpinan sanggar
Ananda sekaligus sutradara terkenal ini.
KELUARGA
KEDUA
Wirantya,
MEDIA UMUM
Jakarta
23/06/2015
Jakarta (23/06), Dunia
Etertaint di Indonesia semakin berkembang dengan banyaknya artis pendatang baru
yang meramaikan kancah hiburan tanah air. Jagat hiburan telah menjadi rutinitas
masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan hiburan, informasi, dan
komunikasi tidak langsung. Seorang public figur tentu harus mempunyai bakat
yang mumpuni dalam bidang akting / seni peran. Mereka dituntut harus bisa
menghibur pemirsa / audience dalam produksi televisi seperti film, sinetron,
FTV, dan lain-lain. Dalam mengasah kemampuan akting tersebut tidaklah mudah,
perlu proses latihan dan kemauan yang kuat untuk bisa menjadi seorang aktor /
aktris yang profesional dan berkualitas. Media / wadah yang digunakan untuk
mengasah bakat itupun bisa melalui sekolah akting / sanggar kesenian.
Salah satunya adalah
sanggar Ananda dan Teater Kawula Muda pimpinan Aditya Gumay. Sanggar ini sudah
berdiri sejak 1986, berlokasi di Gelora Bung Karno Pintu 7 Senayan Jakarta
sampai akhir 2014 akhirnya pindah dan berlokasi di Gedung PPHUI (Pusat
Perfilman haji Usamr Ismail) kuningan Jakarta Selatan mulai awal 2015-sekarang.
Viki (17) dan Nata (16) mereka adalah anggota Sanggar Ananda yang masih aktif
sampai saat ini. Viki, selaku anggota sanggar yang sudah cukup lama mengaku ia
mengalami perkembangan yang bagus dalam mengasah kemampuan aktingnya. “saya
disini sudah 3 tahun kak, dari waktu latihan di Senayan sampai di epicentrum
saya masih terus aktif belajar” ujar Viki menjelaskan. Lain dengan Viki, Nata
yang masih dibilang baru menjadi anggota sanggar mempunyai cerita yang berbeda.
“Saya masuk sanggar sudah memasuki bulan ke-8 kak, tapi waktu masih 3 bulan
menjadi anggota sanggar saya pernah diajak untuk shooting di film Ada Surga di
Rumahmu karya Aditya Gumay yang tayang di bioskop pada April lalu. Saya juga
bingung waktu itu dan setengah tidak percaya karena waktu itu saya masih murid
baru, tetapi sudah diberi kepercayaan untuk main film. Bener–bener pengalaman yang
luar biasa banget.” Ujar Nata yang menceritakan sedikit pengalamannya yang dia
dapat dari Sanggar Ananda.
Di sanggar Ananda dan
Teater Kawula Muda tidak hanya sekedar mendapat ilmu di bidang entertaint
tetapi juga mendapat banyak teman baru, dan banyak relasi yang berkecimpung di
dunia perfilman. Banyak pengalaman yang bisa di ambil dari sanggar ini dan
tentunya kekerabatan yang sangat luar biasa, karena anggota sanggar tidak hanya
dari Jabodetabek saja, ada yang dari Yogyakarta, Medan, Palembang, Sulawesi dan
banyak lagi. Usia pun tak terbatas, dari anak-anak umur 4 tahun sampai
bapak-bapak / ibu-ibu yang sudah berumur 60 tahun. Sehingga dalam sanggar ini
tidak ada senioritas, dan tidak memandang kaya dan miskin. Mereka semua
sama-sama belajar untuk satu tujuan yaitu sukses di dunia entertaint. “ Bagi
saya sanggar Ananda adalah keluarga kedua saya kak, saya bisa mengenal banyak
teman dengan latar belakang yang berbeda-beda dan tidak pandang bulu. Saya
harap sanggar Ananda dan Teater Kawula Muda terus berjaya dan tetap menjalin
kekeluargaan dengan baik.” tambah Nata mengenai kesan dan pesan tentang sanggar
Ananda.
SANGGAR
PERUBAH NASIB
Wirantya,
MEDIA UMUM
Jakarta
23/06/2015
Jakarta (23/06),
Seseorang mempunyai cara masing-masing untuk menikmati hidupnya. Apalagi
perihal kesuksesan dan karir, manusia mempunyai jalan hidup masing-masing untuk
meraihnya. Seperti Aswin Fabanyo (45) seorang artis sinetron yang sukses di
dunia entertaint dulunya adalah seorang pegawai bank yang mempunyai bakat dan
minat terpendam untuk terjun ke dunia entertaint. Aswin terpaksa menjalani
karirnya menjadi seorang pegawai bank
karena desakan orang tuanya. Dalam lubuk hatinya yang terdalam ia sebenarnya
mencintai dunia entertaint seperti modeling dan seni peran. Akhirnya Tuhan
menjawab doanya dengan mempertemukan dia pada sanggar ananda dan teater kawula
muda pimpinan Aditya Gumay di tahun 1991.
“Jadi dulu saya masuk
sanggar ini pada tahun 1991, saya masuk dalam kelas produksi. Dulu sanggar
ananda dan teater kawula muda terdiri dari dua kelas dengan nama kelas produksi
dan kelas pembinaan. Tidak jauh berbeda dengan
sekarang, kelas produksi sama dengan kelas regular yang mengajarkan 4
materi entertaint dan kelas pembinaan sama dengan kelas intensive yang
memfokuskan oada satu bidang entertaint.” Ujar Aswin menceritakan awal mula
masuk sanggar pimpinan Aditya Gumay. Dengan masuk sanggarpun bukan berarti
mudah bagi Aswin untuk menjadi seorang Public Figur. Ia mengaku harus mengikuti
banyak casting dari beberapa Production House dan terus meningkatkan kualitas
aktingnya di sanggar ananda dan teater kawula muda.
“setalah masuk sanggar,
saya jadi rajin ikut casting ke beberapa PH, itupun harus sabar dan tidak boleh
patah semangat. Karena prinsip saya waktu itu adalah 10 kali ikut casting harus
ada 1 casting yang berhasil. Saya terus memotivasi diri sendiri dan berdoa
kepada Tuhan. Alhamduliah pada tahun 1992 saya mulai dipanggil untuk main film
dan sinteron. Sinetron pertama saya adalah Anugrah bersama Nabilla Syakieb,
Naysila Mirdad, dan artis-artis lain. Dari situ saya mulai membintangi semua
produksi sinetron dari SinemaArt. Untuk film saya pernah membintangi Emak Ingin
Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela dan masih banyak lagi. Yang jelas saya sangat
beruntung di pertemukan dengan Aditya Gumay dan Sanggar ananda karena telah
mengubah seluruh hidup saya.” Jelas Aswin menceritakan perjalanan karirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar